Praktik perjudian tidak pernah terpisahkan dalam sejarah peradaban manusia. Judi pun sudah sangat masif menyebar hampir di seluruh penjuru dunia.
Bahkan, permainan judi begitu populer dimainkan pelbagai kalangan dari status sosial manapun. Dimulai dari kalangan biasa hingga publik figure sekalipun sama-sama menyukai bermain judi.
Tak terkecuali bagi para atlet olahraga kelas berat semisal tinju. Di mana, berjudi seolah menjadi salah satu bentuk pelampiasan hiburan yang sangat keras di atas ring tinju.
Sebab, dalam kesehariannya mereka dituntut berbagai tekanan baik dari sisi pelatih hingga fans untuk selalu tampil memukau di setiap pertandingan.
Biasanya, kegemaran para petinju terhadap judi disokong dengan fakta mereka mempunyai materi yang lebih dari cukup. Mereka pun bebas “membakar” uang di meja judi untuk bermain poker, blackjack, roulette dan sebagainya.
Dalam catatan Bonanza88, sudah banyak petinju yang menggeluti dunia judi, bahkan diantaranya terdapat nama-nama besar yang telah meraih banyak gelar juara seperti Mike Tyson, Manny Pacquiao dan lain sebagainya.
Namun dalam artikel kali ini, kami akan membahas sosok petinju lain bernama Floyd Mayweather Jr. Jika Anda penasaran dengan kisahnya baca sampai habis ya.
Sebagai petinju profesional, Floyd Mayweather Jr mulai bertanding di ring tinju sejak tahun 1996 – 2017. Saat memutuskan untuk pensiun, Mayweather sudah mengantongi berbagai gelar prestisius.
Di mana dengan rekor tak terkalahkan serta memenangkan 15 kejuaraan dunia dari kelas bulu super atau super featherweight sampai dengan kelas menengah ringan atau middleweight.
Nama besar Mayweather setelah pensiun pun semakin dikenal. Namun bukan soal prestasinya akan tetapi kerap berjudi dari satu kasino ke kasino lainnya.
Nah, sebelum lebih lanjut membahas kisah sukses petinju Floyd Mayweather Jr ada baiknya kita kilas balik pada masa kehidupan masa kecilnya.
Kehidupan Masa Kecil Floyd Mayweather Jr
Maywearher lahir pada tanggal 24 Februari 1977 di Grand Rapids, Michigan. Darah tinju yang ada pada dirinya berasal dari garis keturunan keluarga yang merupakan petinju.
Sang ayah Floyd Mayweather Sr adalah mantan petinju besar pada masanya di kelas welter yang sudah pernah menumbangkan Sugar Ray Leonard.
Sementara, pamannya Jeff Mayweather tak lain mantan juara IBO Super Featherweight. Paman lainnya yakni Roger Mayweather yang seorang mantan juara WBC Super-lightweight.
Masa kecil Mayweather banyak dihabiskan di kota Ney Jersey dengan tinggal bersama ibunya yang kecanduan narkoba. Bahkan, salah satu bibinya meninggal dunia akibat terkena AIDS lantaran penggunaan narkoba.
Diketahui, Mayweather mulai belajar tinju langsung dari ayahnya. Sang ayah pertama kali mengenalkan dengan tinju saat berusia menginjak 4-5 tahun.
Lazimnya, orangtua yang membawa anak-anak bermain di taman, nonton bioskop atau membeli mainan justru dirinya diajak berlatih di pusat kebugaran.
Kehidupan Mayweather Jr banyak dihabiskan berlatih tinju. Bagaimana dirinya mendapat didikan keras dari sang ayah untuk menjadi petinju hebat.
Tak heran jika sang ayah pernah berucap jika dirinya seperti “Victor Frankenstein” di mana sang anak adalah ciptaannya.
Namun ketika memulai karier, Mayweather Jr justru kehilangan pelatih sekaligus sang ayah yang harus mendekam di balik jeruji besi lantaran tersandung kasus narkoba.
Memulai Karier di Tinju Amatir
Meski tanpa sosok sang ayah, Mayweather kemudian memulai karier di dunia tinju amatir dengan berhasil memenangkan pelbagai gelar bergengsi.
Satu diantaranya yakni membawa pulang juara Golden Gloves nasional pada tahun 1993, 1994, dan 1996. Dalam rekor tinju amatirnya yakni sebanyak 84 kemenangan dan 8 kekalahan.
Bahkan, julukan “Pretty Boy” yang diberikan rekan satu tim amatir lantaran dirinya mempunyai bekas luka yang sedikit.
Tentu saja ini berkat teknik defensif yang selalu diajarkan oleh sang ayah Floyd Mayweather Sr dan sang paman Roger Mayweather.
Melansir Wikipedia, dalam posisi defensif ortodoks, Mayweather selayaknya petinju James Toney kerap memanfaatkan teknik bernama “bahu roll’.
Di mana ini merupakan sebuah teknik old school alias jadul di dunia tinju yakni tangan kanan lazimnya diangkat sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Dalam posisi tersebut, tangan kanan bisa memblokir pukulan atau menutup bagian wajah lawan yang “no defense” atau tanpa perlawanan di bagian pipi sebelah kanan.
Ini dilakukan dengan posisi tangan kiri berada didepan, dan juga bahu kiri ditinggikan di pipi agar menutupi dagu dan juga pipi sebelah kiri.
Dalam posisi ini, biasanya Mayweather melakukan blok, slip serta mengalihkan sebagian besar lawannya sewaktu pukulan. Bahkan ketika terpojok sekalipun dengan memutar kiri dan kanan mengikuti irama pukulan mereka.
Diketahui, tipe bertarung seperti ini biasanya memakai teknik counter untuk memukul lawan, lantaran tipe petinju ini lebih suka mengulur waktu dan juga membuat napas lawan habis terlebih dahulu.